Rabu, 02 November 2011

Sindroma Ovarian Poli Kistik

Sulit hamil, badan gemuk, jerawatan, siklus haid ga teratur, apakah ini pertanda Polycystics Ovary Syndrome?
by Adhiatma Gunawan
Hari ini saya akan share satu hal yang agak detail, tentang suatu kumpulan gejala yang disebut sebagai Sindroma Ovarian Poli Kistik (SOPK), atau sering dikenal sebagai PCOS (Polycystics Ovary Syndrome).
Sindroma adalah kumpulan gejala-gejala. Nah dalam kasus Sindroma Ovarian Poli Kistik ini (selanjutnya saya akan memakai istilah PCOS), terdapat kumpulan gejala yang berhubungan dengan kelainan hormonal pada wanita, biasanya mengenainya pada usia reproduktif. Kenapa disebut Polycystic Ovary, karena memang pada pemeriksaan terhadap indung telur (ovarium), terdapat gambaran kista-kista kecil yang banyak pada permukaan ovarium.
Penyebab pasti dari PCOS tidak diketahui, namun dasar terjadinya adalah suatu ketidakseimbangan hormonal, dimana terjadi kelebihan produksi hormon androgen dalam ovarium, yang akhirnya mengganggu siklus haid dan ovulasi, dan ini berakibat pada kesulitan untuk hamil. Faktor genetik juga diperkirakan memainkan peran, dimana jika ibu atau saudara perempuan yang terkena PCOS, maka kemungkinannya lebih besar untuk terdiagnosa PCOS juga. Selain itu, kelebihan insulin dipercaya juga bisa mempengaruhi ovarium untuk memproduksi hormon androgen lebih banyak dan -kembali lagi seperti penjelasan diatas- mengganggu siklus haid.

Gejala-gejala PCOS

Gejala yang terjadi pada PCOS bisa mulai sejak awal munculnya haid pada seorang wanita (menarche), atau bisa juga muncul beberapa tahun kemudian. Walaupun gejalanya berbeda-beda pada tiap individu, tapi ada beberapa gejala yang sering muncul pada diri seorang wanita yang didiagnosa PCOS, yaitu:
  • Ketidakteraturan siklus haid. Kadang siklus haid sering tidak muncul selama beberapa bulan.
  • Kelebihan hormon androgen. Ini menyebabkan munculnya kelebihan rambut pada daerah wajah dan tubuh wanita yang menderita PCOS.
  • Gambaran kista multipel disertai ovarium yang membesar pada pemeriksaan USG.
  • Kelebihan berat badan. Wanita dengan PCOS biasanya memiliki masalah dengan berat badannya, bahkan mengalami obesitas.
  • Sulit hamil. Kebanyakan wanita degan PCOS akan mengalami kesulitan untuk hamil.
Hal-hal lain yang bisa ditemukan adalah jerawat, penyakit pre diabetes (kencing manis) -yang disebabkan karena kondisi tubuhnya yang resisten terhadap hormon insulin. Dan jangka panjangnya, ini dapat berakibat pada munculnya tekanan darah tinggi, gangguan jantung, bahkan stroke.
Diagnosa PCOS biasanya ditemukan saat pasangan datang ke dokter kandungan dengan keluhan sulit hamil. Tapi kadang juga bisa terdeteksi pada suatu pemeriksaan rutin. Nah, cara untuk mendiagnosa PCOS adalah dengan kombinasi pemeriksaan fisik, medical history, USG panggul, dan pemeriksaan darah.

Bagaimana cara penanganannya?

Pada kasus PCOS, penanganan terbaik adalah dengan kombinasi olahraga dan diet sehat (untuk menurunkan berat badan), dan juga disertai obat hormonal untuk meningkatkan kemungkinan hamil. Olahraga dan diet sehat akan membantu menurunkan berat badan, yang berdampak pada lebih seimbangnya kondisi hormonal dalam tubuh yang dapat membuat siklus haid menjadi lebih teratur.
Dokter kandungan juga biasanya akan menganjurkan wanita dengan PCOS untuk mengonsumsi pil KB selama beberapa siklus. Tujuannya adalah selain untuk mencoba meregulasi siklus haid yang sebelumnya tidak teratur, pil KB yang baik juga memiliki efek sedikit menekan hormon androgen, artinya mengurangi jerawat dan kelebihan rambut. Kadang dokter juga akan meresepkan obat diabetes (metformin) untuk membantu mengontrol kadar gula darah dan hormon insulin dalam tubuh. Jika insulin terkontrol, maka kelebihan hormon androgen dapat ditekan.
Okai, demikian sekilas pembahasan tentang Sindroma Ovarian Poli Kistik (PCOS. Jangan segan-segan untuk selalu mendiskusikan dengan dokter Anda tentang gejala, diagnosa dan cara pengobatan/penanganan yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar